Bocoran SGE Ever Never Handbook untuk kamu di Indonesia!
7
Assalamu’
alaikum semua! Salam sejahtera ya, berjumpa lagi di artikel blog-ku yang sudah
agak using ini, hehehe (habisnya terakhir dilihat Juni 2016 sih). Tidak usah
banyak curcol, sekarang aku akan memberikan bocoran lagi!
Emang sih, pada dasarnya blog ini
isinya kalau bukan pengetahuan, ya sinopsis. Kalau bukan review ya, SPOILER
ALERT. Hati-hati ya.
WARNING!
Spoiler Alert! Hanya untuk orang yang penasaran saja :)
Jadi, penulis novel The School for
Good and Evil Soman Chainani, membuat sebuah buku lagi, tapi kali ini bukan novel,
tapi buku preferensi. Dan lagi-lagi aku gencar intip-intip sedikit tentang buku
ini melalui E-BOOK English version. Dan nama buku ini adalah EVER NEVER HANDBOOK.
Ini dia penampakan sampulnya |
Ever Never Handbook ini adalah sebuah
buku yang isinya adalah preferensi sekolah, pelajaran, murid Ever Never, alumni
sekolah, fasilitas sekolah, surat-surat, bahkan sampai acara sekolah plus mading! Semuanya full colour dan
bergambar, diilustrasikan oleh Michael Blank.
Sayangnya lagi, buku ini masih ditahan
di luar negri, jadi belum ditranslate, apalagi diterbitkan di Indonesia. Duh,
hal ini benar-benar bikin greget para pecinta novel The School for Good and
Evil di Indonesia ya! :v
Nah, untuk yang tidak sabaran, mari
kita lihat cuplikan-cuplikannya! (SPOILER ALERT!)
- Gedung Sekolah pada era dekan Sophie
- Seragam Ever dan Never di era Sang Guru dan era pra-Sang Guru
- Acara-acara sekolah
Sirkus Bakat |
Uji Dongeng |
Pesta Dansa Salju |
Bukan Pesta dansa Never (serem2 amat) |
- Murid-murid Ever dan Never
Sebagian Murid Ever |
Sebagian murid Never (ternyata emang beneran serem) |
- Para Guru yang mengajar di Kebaikan dan Kejahatan
Dari kiri ke kanan: Prof. Dovey, Prof. Espada, Prof. Manley, dan Lady Lesso |
Nah,
kira-kira seperti itulah Isinya! Jika kalian ingin melihat banyak bocoran
gambarnya, silahkan klik disini pake akun pinterest ya! .
PSST! Ada sequel yang ke-4 yang berjudul "SGE: Quest of Glory". Rencananya terbit di Amerika tahun 2017 ini! Intip disini!
Sekian saja ya SPOILER AKUT dari
saya. Semoga kita bisa membelinya nanti dengan bahasa Indonesia ya~~ (Amin).
Terima kasih! Jika kalian ingin melihat synopsis dan spoiler The School for
Good and Evil #3: Akhir Bahagia Selamanya, silahkan klik disini! . Terimakasih dan
salam sejahtera untuk semuanya! J
Wassalamu’alaikum wr.wb …
By : Sabila Purya
SINOPSIS DAN REVIEW NOVEL IN A BLUE MOON
0
SINOPSIS:
Judul
buku : In a Blue Moon
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun
terbit : 2015
Lucas Ford pertama kali bertemu dengan
Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu
membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh
tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya
bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini
ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh Kakeknya yang suka ikut campur.
Lucas mendekati Sophie bukan karena
perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie
tentang dirinya. Juga karena Ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai
gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya
bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.
.....
Novel In a Blue Moon merupakan salah
satu novel dari Ilana Tan, setelah tetralogi 4 musim dan Sunshine Becomes You.
Novel ini memiliki kategori metropop, dan termasuk best-seller.
Kisah
ini terjadi dibawah langit kota New York, di tengah musim dingin. Lucas Ford,
lelaki pemilik restoran Ramses, diberitahukan oleh kakeknya bahwa dia sudah
memiliki tunangan. Belum lagi Sang Kakek memintanya untuk datang ke pesta
pernikahan cucu temannya untuk bertemu dengan Si Tunangan. Apa daya, mau tak
mau, Lucas menghentikan pekerjaannya yang jelas sekali selalu sibuk, untuk
datang ke acara pernikahan itu.
Awalnya, Lucas mengira dia akan
bertemu dengan wanita yang belum dikenalnya. Namun, teryata, dia bertemu dengan
seseorang yang membencinya selama ini, yaitu Sophie Wilson. Sudah tentu dilihat
dari wajahnya, Sophie ingin sekali mencakar wajah Lucas, yang sudah
menghancurkan masa-masa bahagianya saat SMA. Tetapi ... mereka bertunangan? Oh,
ya ampun, bagaimana reaksinya?
Tentu saja sebagai seorang kakak,
Tyler dan Spencer (kakak tiri Sophie) berusaha agar keadaan Sophie tidak
semrawut lagi. Sophie berusaha tenang. Tapi, karena Sophie terus-terusan melihat
Lucas dimanapun dan kapanpun, apalagi ada kakek Lucas yang selalu menjebaknya,
mau tidak mau Sophie selalu mengekori Lucas. Dan pada akhirnya, mereka berdua
saling tertarik.
Tentu saja ada yang mengganggu.
Adrian, mantan pacar Sophie, sudah kembali dari Afrika dan mendekati Sophie
pada saat Sophie sudah mulai menyukai Lucas. Begitupun Miranda, seorang model
yang berharap menjadi bayangan Lucas Ford. Namun bagi Lucas Ford, Miranda hanya
seorang teman. Tidak lebih.
REVIEW:
Pertama kali aku melihat ada novel
karangan Ilana Tan lagi, aku langsung ngacir ke toko buku. Dari
sinopsisnya mungkin biasa ya. Tapi setelah aku baca, isinya lumayan lah. Namun,
aku lebih menyukai novel Ilana Tan yang sebelumnya, ‘Sunshine Becomes You’,
yang pada akhirnya berhasil dibuat film layar lebarnya pada Desember kemarin.
Dari penokohan, alur, dan plot cerita sudah memadai. Sebagai nilai, aku beri
3,5 dari lima bintang.
Yang jelas, aku berharap Ilana Tan
membuat karya yang lebih bagus dan kreatif lagi. Oke, sampai sini dulu ya. Baca
juga artikel-ku yang lain di sabilapuryaberbagicerita.blogspot.co.id. Terima
kasih, dan sampai jumpa!!
Wassalam ...
By : Sabila Purya
BOCORAN SINOPSIS THE SCHOOL FOR GOOD AND EVIL 3: THE LAST EVER AFTER
36
Buku ketiga The School for Good and Evil sudah terbit di
Luar Negri, namun belum diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.The School
for Good and Evil 3 ini berhasil menembus New York Times Bestselling
dalam kategori Fantasy Fiction, dan masuk peringkat ke-3!
Walaupun belum
terbit di Indonesia, aku sudah gencar intip-intip sedikit, baik itu
sinopsisnya, maupun isinya! Yah, walaupun pakai bahasa Inggris, tapi enggak
apa-apalah, lagian nilai Bahasa Inggrisku cukup memadai.
WARNING! SPOILER ALERT!
Nah, bagi kalian
yang enggak sabaran, aku kasih bocorannya sedikit ya (karena aku tahunya juga
baru dikit). The School for Good and Evil 3 memiliki 35 BAB, dengan bab awal
yang berjudul ‘The Master and The Queen’ dan bab akhir yang berjudul ‘Never
Ever After’.
Novel ketiga The School for Good and Evil
Pada bab pertama,
diceritakan bahwa Sophie kini tinggal di Menara Sang Guru, tentu saja bersama
Sang Guru, berduaan. Sang Guru melayani Sophie dengan baik (mulai dari soal
makanan dan soal tidur cantik), namun Sophie tetap keukeuh tidak mau
menerima lamaran Sang Guru, karena Sophie masih ragu dengan Sang Guru, yang
kadang terlihat muda, kadang terlihat tua. Dan lagi, ternyata nama Sang Guru
adalah ‘Rafal’. Waktu aku baca, aku sempat melongo juga. Rafal kayak nama
kucingku dulu aja, hehehe.
Dan pada bab
kedua, yang berjudul ‘After Ever After’, diceritakan Agatha dan Tedros
yang pulang ke Gavaldon, namun secara diam-diam. Apalagi, pada minggu-minggu
pertama, Tedros dan Reaper selalu saja bertengkar hingga Agatha dibuat pusing
karena harus melerai kedua makhluk itu.
Pada bab ketiga,
yang berjudul ‘The New or The Old’, menceritakan rencana Agatha dan
Tedros supaya dapat kembali ke Negeri Dongeng untuk menyelamatkan Sophie dari
Sang Guru. Waktu aku baca dialog antara Tedros dan Agatha, aku sempat
mengernyit waktu Agatha bertanya, “Apa rencana kita?”(translate ke Indonesia).
Lalu dengan santainya, Tedros menjawab, “Seperti biasanya. Menyelamatkan
Sophie, membunuh Sang Guru, mengambil kembali Excalibur, dan pergi ke Camelot
untuk penobatanku menjadi Raja pada ulang tahun ke-16. Kau kuangkat menjadi
Ratu,”(translate ke Indonesia) Weh! Enak bener ya, ngomongnya! Makanya, Agatha
langsung menimpal, “Kau pikir membunuh Sang Guru itu seperti membeli bonbon di
Toko Roti?!”(translate ke Indonesia) Nah, aku setuju banget tuh!
Pada bab ke-empat,
yang berjudul ‘Death at an Execution’, Para Sesepuh memburu Tedros dan
Agatha karena membuat Stefan sengsara, karena Agatha mengingkari janjinya untuk
menyelamatkan Sophie. Callis, Ibu Agatha berkata, bahwa jika ingin kembali lagi
ke Sekolah, satu-satunya cara adalah harus menemui dua angsa di Gavaldon.
Agatha berpikir, di Gavaldon itu tidak ada angsa. Sama sekali tidak ada!
Kecuali, lambang dua angsa yang menandai Sekolah Kebaikan dan Kejahatan. Karena
itulah, Agatha pergi menemukan kuburan Ibu Sophie, yang diapit oleh ukiran
angsa hitam dan angsa putih.
Nah, sampai situ,
aku tidak tahu lagi ceritanya. :v.
EDIT 25 MARET 2017: The School For Good and Evil #3: Akhir Bahagia Selamanya sudah ada di toko buku manapun! Silahkan dibeli~~ Bisa dibaca sendiri, dan ratingku untuk novel ini adalah 4 bintang dari 5 bintang!
Baiklah! Sekian saja artikel dariku. Jika ingin melihat artikel seputar SGE, bisa diklik SGE 1 dan SGE 2 ! Sampai jumpa!~~ Salam sejahtera ya ;)
EDIT 25 MARET 2017: The School For Good and Evil #3: Akhir Bahagia Selamanya sudah ada di toko buku manapun! Silahkan dibeli~~ Bisa dibaca sendiri, dan ratingku untuk novel ini adalah 4 bintang dari 5 bintang!
PSST! The School for Good and Evil ada buku referensi tentang murid Ever, Never, dan yang lain! Intip disini! Baru anget lho!
Dan ada sequel yang ke-4 yang berjudul "SGE: Quest of Glory". Rencananya terbit di Amerika tahun 2017 ini! Intip disini!
Baiklah! Sekian saja artikel dariku. Jika ingin melihat artikel seputar SGE, bisa diklik SGE 1 dan SGE 2 ! Sampai jumpa!~~ Salam sejahtera ya ;)
Wassalamu'alaikum wr.wb ...
By : Sabila Purya
Sinopsis dan Review Novel The School for Good and Evil 2: Dunia Tanpa Pangeran
2
DI HUTAN PURBAKALA
BERDIRILAH SEKOLAH KEBAIKAN DAN KEJAHATAN
DUA MENARA BAGAI KEPALA KEMBAR
SATU UNTUK YANG TULUS
SATU UNTUK YANG KEJI
SIA-SIA MENCOBA KABUR
SATU-SATUNYA JALAN KELUAR ADALAH
MELALUI DONGENG
SINOPSIS:
Judul buku :
The School for Good and Evil 2: Dunia Tanpa Pangeran
Penulis :
Soman Chainani. (Penerjemah: Kartika Sofyan)
Penerbit :
Penerbit Bhuana Sastra. Kelompok PT. BIP dari Gramedia
Tahun terbit :
Mei 2015
Tebal halaman : 580
halaman.
Sophie dan Agatha berhasil pulang ke Gavaldon, menjalani “bahagia selamanya” versi mereka. Namun, hidup tidak seperti dongeng yang mereka harapkan.Agatha diam-diam berharap seandainya ia memilih akhir bahagia bersama pangerannya. Permohonan rahasia itu membuka kembali pintu menuju Sekolah Kebaikan dan Kejahatan. Tak disangka, dunia yang dulu pernah ia ketahui bersama Sophie ternyata telah berubah.Penyihir dan Putri, Tukang Tenung dan Pangeran, bukan lagi musuh. Ikatan baru telah terbentuk, menghancurkan hubungan lama. Namun, dibalik hubungan rumit antara Kebaikan dan Kejahatan, perang sedang dipersiapkan. Musuh yang sangat berbahaya bersembunyi dibalik topeng wajah yang mereka kenal. Saat Agatha dan Sophie berjuang untuk memulihkan kedamaian, sebuah ancaman tak terduga bisa menghancurkan segalanya dan semua orang yang mereka cintai. Kali ini, ancaman itu datang dari dalam diri mereka sendiri ...
Novel The
School for Good and Evil 2: Dunia Tanpa Pangeran merupakan novel kedua yang
ditulis oleh Soman Chainani, setelah novel pertamanya, The School for Good
and Evil. Novel ini lagi-lagi berhasil menembus New York Times
Bestseller kategori Fantasy Fiction.
Kisah ini
menceritakan perjuangan Sophie dan Agatha yang kembali berlanjut. Mereka berdua
berhasil kembali pulang ke Gavaldon, yang selama lebih dari dua ratus tahun,
anak-anak yang diculik tidak pernah kembali lagi. Mereka pun disambut dengan
sangat meriah oleh warga Gavaldon, membuat patung mereka, dan menyebut mereka
sebagai “Penghancur Kutukan”.
Namun, bagi
Sophie, semua itu tidak ada apa-apanya karena Ayahnya akan menikah kembali
dengan Janda Gendut Honora. Merasa sedih dan marah, Sophie pergi ke kuburan
Ibunya dan bertemu Agatha disana. Saking marahnya, Agatha sampai mengira Sophie
kembali menjadi penyihir, menuntut untuk dibebaskan.
Pada pernikahan
Ayah Sophie, Agatha turut datang bersama Ibunya, disambut meriah oleh Sophie.
Pada saat akad nikah sedang berlangsung, secara tidak sengaja, Agatha membuat
sebuah permohonan agar dia bisa bersama pangerannya. Seketika itu, panah-panah
melesat dari penjuru arah dan mengejar Sophie, karena gerbang antara Gavaldon
dan Negeri Dongeng kembali terbuka.
Tak disangka,
mereka kembali ke Sekolah. Tapi, semua sudah berubah. Bukan Sekolah Kebaikan
dan Kejahatan yang mereka jumpai, melainkan Sekolah Perempuan dan Laki-Laki!
Para pangeran terlantar karena didepak dari kastel mereka, menuntut balas
dendam pada Sophie dan Perempuan lain. Para Putri dan Penyihir kini bekerja
sama, berusaha menjadikan Laki-Laki sebagai budak. Agatha berusaha memadamkan
permohonannya, namun tidak berhasil. Dia berusaha untuk bertemu Tedros supaya
Sophie bisa pulang ke Gavaldon dengan selamat, tanpa diburu lagi oleh Pangeran
terlantar. Namun, Sophie tak mau kehilangan Agatha dan menghancurkan pertemuan
Agatha dengan Tedros. Bahkan, Tiga Penyihir yang dulunya tampak keji kejam,
kini membantu Sophie dan Agatha supaya bisa pulang.
Akhir dari kisah
ini pun juga tak diduga-duga, apalagi ada beberapa tokoh utama baru seperti
Evelyn Sader (adik tiri dari August Sader) dan Aric (Menurutku adalah anak dari
Lady Lesso). Karena masih ada buku ketiga, maka akhir kisah ini pun juga agak
menggantung.
REVIEW:
Saat aku tahu bahwa buku yang kedua sudah terbit, aku langsung
belajar lebih giat lagi karena biasanya, Mama suka memberi hadiah jika aku
mendapat peringkat 1 pada Ujian. Pada akhirnya, usahaku tak sia-sia karena Mama
membeli novel The School for Good and Evil 2 untukku. Asyiknya!
Buku kedua ini
cukup bagus, jalan ceritanya menarik, menegangkan, lucu (kadang bikin aku ngakak
enggak jelas), dan misteri. Pada awalnya aku sempat melongo karena, kok
Sekolahnya berubah jadi Sekolah Perempuan dan Laki-laki? Lalu, aku jadi paham.
Aku juga enggak nyangka, Dot yang dulunya gendut dan jelek, berubah jadi
cantik, langsing, dan terkenal. Keren ya?
Dibuku pertama,
sudah diceritakan aku lebih memihak pada Agatha, kan? Nah, dibuku kedua ini,
aku lebih memihak pada Sophie. Mau bagaimanapun, Sophie tidak ingin Agatha
jatuh ke tangan Laki-laki. Namun pada akhirnya, jadi nyebelin juga karena
Sophie lebih memilih Sang Guru yang memanipulasi dirinya menjadi arwah Ibu
Sophie.
Untuk buku kedua
ini, aku kasih nilai 4 dari lima bintang. Penokohan, alur, dan latar lumayan
memadai. Buku kedua ini akan berlanjut ke buku ketiga: The School for Good
and Evil 3: The Last Ever After (versi Inggrisnya). Sampai jumpa di blog-ku
selanjutnya, yang membahas sedikit pengetahuanku tentang buku ketiga yang belum
terbit di Indonesia. Terima kasih!
Post by
Sabila Purya.
By : Sabila Purya
Sinopsis dan Review Novel The School for Good and Evil
0
DI HUTAN PURBAKALA
BERDIRILAH SEKOLAH KEBAIKAN DAN KEJAHATAN
DUA MENARA BAGAI KEPALA KEMBAR
SATU UNTUK YANG TULUS
SATU UNTUK YANG KEJI
SIA-SIA MENCOBA KABUR
SATU-SATUNYA JALAN KELUAR ADALAH
MELALUI DONGENG
SINOPSIS:
Judul : The School for Good and Evil (Sekolah Kebaikan dan Kejahatan)
Penulis : Soman Chainani. (Penerjemah: Kartika Sofyan)
Penerbit : Bhuana Sastra
Tebal : 580 halaman
Penulis : Soman Chainani. (Penerjemah: Kartika Sofyan)
Penerbit : Bhuana Sastra
Tebal : 580 halaman
Tahun ini, Sophie dan Agatha digadang-gadangkan menjadi murid Sekolah kebaikan dan Kejahatan yang legendaris, tempat anak-anak laki-laki dan perempuan dididik menjadi pahlawan dan penjahat dalam dongeng. Dengan gaun pink, sepatu kaca, dan ketaatannya pada kebajikan, Sophie sangat yakin akan menjadi lulusan terbaik Sekolah Kebaikan sebagai putri dalam dongeng. Sementara itu, Agatha, dengan rok terusan warna hitam yang tak berlekuk, kucing peliharaan yang nakal, dan kebenciannya pada hampir semua orang, tampak wajar dan alami untuk menjadi murid Sekolah Kejahatan.Namun, ketika kedua gadis itu diculik oleh Sang Guru, terjadi sebuah kesalahan. Sophie dibuang ke sekolah kejahatan untuk mempelajari Kutukan Kematian; sementara Agatha masuk ke sekolah kebaikan bersama para pangeran tampan dan putri cantik mempelajari Etiket Putri. Bagaimana jika ternyata kesalahan ini adalah petunjuk pertama untuk mengungkap diri Sophie dan Agatha yang sesungguhnya?
Novel The School for Good and Evil merupakan novel yang
ditulis oleh Soman Chainani yang berhasil menembus New York Times Bestseller
dalam kategori Fantasy Fiction.
Kisah ini menceritakan tentang dua orang gadis yang bersahabat,
namun bertolak belakang. Sophie, gadis yang feminin, suka memakai sesuatu yang
berwarna pink, dan pemurah. Namun sayangnya, dia tidak ikhlas jika menolong
orang. Dia bersikap seolah-olah baik di mata orang-orang, supaya dapat diculik
oleh Sang Guru, penculik yang membawa anak-anak dari desa Gavaldon untuk dibawa
ke Sekolah Kebaikan dan Kejahatan yang berada jauh di Negeri Dongeng, yang
dibatasi oleh Hutan Tak Bertepi.
Sementara itu, Agatha, adalah gadis yang penyendiri, suram, selalu
memakai baju hitam (alasannya supaya tidak kotor), dan memelihara kucing yang
suka memakan burung. Kebalikan dari Sophie, justru Agatha takut diculik oleh
Sang Guru. Oleh karenanya, dia selalu mengejek Sophie karena Sophie selalu
mengimajinasi akan menjadi Putri ternama di Negeri Dongeng.
Tapi, sayang seribu sayang, mereka akhirnya diculik oleh Sang Guru
dan terjadi suatu kekeliruan. Sophie malah dibawa ke Sekolah Kejahatan,
sementara Agatha ditaruh di Sekolah Kebaikan. Karena berbeda tempat itulah,
mereka berdua memohon untuk pulang kembali ke Gavaldon, namun dengan satu
syarat saja: Mereka berdua harus memecahkan teka-teki dari Sang Guru yang
misterius itu.
Selain itu, di Sekolah Kebaikan dan Kejahatan, mereka berdua
bertemu dengan Prince Charming Tedros, anak dari Raja Arthur dan Ratu
Guinevere, yang melibatkan cinta segitiga antara Sophie, Agatha, dan Tedros.
Cerita ini juga menggambarkan akhir yang berbeda dan tak terduga.
The School for Good and Evil seri pertama ini akan berlanjut ke The School for
Good and Evil 2: A World Without Princes, yang juga berhasil menembus New
York Times Bestseller juga.
Surat yang diberikan untuk Anak Ever. Dari Prof. Dovey
REVIEW:
Pertama kali aku lihat novel ini sih, di Goodreads. Nah, karena covernya yang lumayan menggugah rasa penasaranku, makanya aku cari beberapa sinopsis dan langsung ngacir ke toko buku. And then, dapat juga walaupun bikin kanker (kantong kering) karena harganya. Dan ternyata lagi, ceritanya baguuusss banget.
Kalau boleh jujur, dibuku pertama ini aku
lebih memihak pada Agatha. Tapi, semakin ke akhir, aku juga makin memihak
Sophie. Coba bayangin, kalau apapun yang menjadi milik kita, ternyata diambil
oleh sahabat kita sendiri? Nyesek kan?
Dan
lagi, aku jujur aja ya, enggak suka sama si Tedros, yang kata Agatha cowok arogan bau. Ya iya kenapa gak
nyebelin? Orangnya suka plin-plan dan mengarang cinta sejatinya sendiri!
Seharusnya, cinta sejatinya tuh Agatha, kok malah berkata bahwa cinta sejatinya
Sophie yang jelas-jelas Jahat dan Penyihir? Ckckck!
Nah,
sebagai nilai, aku kasih buku ini 4 dari lima bintang, karena plot, penokohan, plus alur ceritanya bagus dan memadai.
Oke
deh. Sampai jumpa di artikelku tentang novel keduanya, Dunia Tanpa Pangeran.
Sampai jumpa!
By : Sabila Purya